Kamis, 30 Oktober 2008

SALAK, tak Segalak Namanya

SALAK

Mendengar nama salak, mungkin tidak asing bagi orang kebanyakan. Namun istilah yang satu ini tentunya tidak seperti yang kita sangka. Bukan buah, juga bukan padanan kata yang berarti menggonggong. Landasan filosofisnya memang demikian. Salak adalah sebuah wadah gerakan lingkungan sayapnya WALHI Kalbar, yakni Sahabat Lingkungan Kalimantan Barat.

Visi-misi gerakan ini adalah “terwujudnya kesadaran lingkungan yang lestari, berkelanjutan, dan kritis yang berkeadilan sosial atas dasar kebersamaan di Kalbar” dan misinya “Melakukan penyadaran kritis demi keberlanjutan lingkungan yang adil dan lestari melalui pendidikan, penguatan organisasi, penelitian, dan gerakan sosial lingkungan di Kalbar”.

Meskipun masih belia, wadah yang terbentuk sejak tanggal 22 September 2006, menurut Elsa Adelina, S.IP, Ketua SALAK, dalam sejarahnya tidak terlepas dengan adanya wadah serupa di beberapa eksekutif daerah Walhi seperti Sahabat Walhi di Eksekutif Nasional Walhi Jakarta dan Sahabat Lingkungan (Sha-Link) di Walhi Yogyakarta.

“Dengan adanya berbagai persoalan lingkungan yang kian kompleks, maka Walhi bermaksud membuka diri dengan memperluas kegiatan-kegiatan lingkungannya yang memerlukan keterlibatan bersama untuk menyikapinya. Maka dibentuklah SALAK,” jelas Elsa.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan seperti dijelaskan Elsa di antaranya launching Salak yang digelar pada 21 November 2006, pembukaan posko bantuan banjir Sambas, talk show soal lingkungan di beberapa stasiun radio, pembersihan pohon sepanjang jalan A. Yani, turut serta dalam berbagai aksi dan seminar-seminar lingkungan, pembagian masker dalam aksi kabut asap, serta beberapa kegiatan lainnya. Kehadiran SALAK diharapkan dapat menjadi wadah bersama untuk melakukan pergerakan lingkungan.

Disinggung mengenai kebijakan sawit, Elsa, mahasiswa pasca sarjana Magister Ilmu Sosial Untan ini menguraikan kalau kebijakan tersebut sangat terkait dengan good governance. Menurut dia, pembangunan pada dasarnya tidak masalah digalakkan, akan tetapi harus memihak pada masyarakat.

Senada dengan Elsa, Herman Suparman Simanjuntak yang juga aktivis SALAK bidang kampanye berharap wadah tersebut dapat tetap eksis untuk dapat terus melakukan upaya penyadaran lingkungan bagi masyarakat melalui berbagai programnya. “Kalau selama ini hanya segelintir orang saja yang terlibat, maka dengan hadirnya SALAK kita harapkan ke depan semakin banyak masyarakat yang sadar sehingga mau terlibat bersama untuk melakukan gerakan lingkungan,” urainya.

Shaban Stiawan, S.Pd, Direktur Eksekutif Walhi Kalbar mengatakan bahwa untuk membangun gerakan lingkungan perlu banyak stakeholder yang dilibatkan, tidak hanya kalangan aktivis kampus namun juga dikalangan masyarakat luas seperti perguruan tinggi, dan lainnya. Diharapkan semuanya bisa terlibat secara bersama-sama. Dengan demikian diharapkan pula dapat terbangun gerakan lingkungan dalam lingkup yang lebih besar. “Kita harapkan ke depan gaung SALAK bisa melebar pada berbagai kalangan, baik kalangan akademis, mahasiswa dan masyarakat,” pinta Shaban.

SALAK menurut Shaban merupakan sebuah wadah kumpulan orang yang secara sukarela dan berinisiatif untuk memberi kontribusi, waktu, tenaga dan pikiran yang sejalan dengan perjuangan Walhi Kalbar untuk membangun gerakan lingkungan. Bagi anda yang tertarik dengan gerakan ini dan ingin bergabung, dapat menghubungi Walhi Kalbar, Jl. Imam Bonjol Gang Tanjung Mas D 17, Telp. 0561-747075, email: walhi@ptk.centrin.net.id.

Adam

Sumber :http://www.kalimantanreview.com/2007/139/lingkungan.php

Tidak ada komentar: